Shinta Nur Alvianty
4KA31
16112986
TUGAS PERBANDINGAN PSIKOLOG DAN PSIKIATER
Psikolog dan
psikiater, ada beberapa hal perbandingan mengapa banyak orang yang menganggap
profesi psikolog dan psikiater itu sama.
·
Pertama, mungkin
karena faktor namanya yang mirip.
·
kedua, keduanya
menyangkut masalah kejiwaan.
·
Ketiga, kedua
profesi ini pun memiliki konsentrasi praktik yang sama, berupa upaya
penanganan, pencegahan, pendiagnosaan dan pemberian terapi.
Seperti yang terdapat dalam Kode Etik Psikologi yang diterbitkan Himpsi
(Himpunan Psikolog Indonesia) :
“Psikolog dan
psikiater sama-sama mendalami ilmu kejiwaan dan segala hal yang berhubungan
dengan perkembangan manusia. Berbeda dari beberapa segi. Jadi, meskipun
keduanya sama-sama menyangkut masalah kejiwaan, namun terdapat perbedaan yang
mendasar antara keduanya.”
Ø Perbandingan
antara kedua profesi tersebut?
1.
Psikolog
Tentang Psikolog. Psikolog
adalah sarjana psikologi yang telah mengikuti program akademik strata satu
(sarjana psikologi) dan program profesi sebagai psikolog. Dan
mendapatkan gelar “M.Psi.” di belakang namanya. Oleh karena itu, orang yang
kuliah S1-nya di fakultas psikologi, jika ingin menjadi psikolog, harus
meneruskan S2 di bidang profesi psikologi. Karena, jika ia meneruskan di bidang
sains psikologi, maka gelarnya nanti adalah “M. si.” atau magister sains.
namun, saat ini title magister sains psikologi bukan lagi
"M.Si" tetapi "M.Psi".
Praktek
Psikolog. Seorang psikolog, atau lulusan S2 profesi psikologi, nantinya
mendapatkan izin praktek psikologi yang bisa digunakan untuk membuka biro konsultasi
sendiri, ataupun bergabung menjadi tenaga konsultan psikologi di biro orang
lain. Seorang psikolog juga punya hak terhadap alat tes psikologi. Artinya,
seorang psikolog dapat menyimpan, menggunakan dan mengoprasikan alat tes
psikologi, serta menginterpretasikan hasil tes kliennya. Jadi, psikolog juga
bisa disebut praktisi psikologi.
Orang yang
memperoleh penanganan Psikolog disebut klien.
Karena psikolog dapat menggunakan alat tes (misalnya mengungkap bakat
minat seseorang) serta lebih fokus pada aspek sosialnya, seperti
memberikan penanganan berupa terapi psikologi (psikoterapi).
Jadi,
orang yang akan konsultasi ke psikolog, tidak usah takut apakah dirinya
sakit jiwa atau dianggap demikian oleh orang lain.
2. Psikiater
Psikiater adalah dokter spesialis
yang telah menyelesaikan pendidikan sarjana strata satu (sarjana kedokteran),
pendidikan profesi sebagai dokter dan pendidikan spesialisasi kedokteran jiwa.
Jadi Psikiater adalah dokter yang
mempelajari ilmu jiwa. Maksudnya, gelar sarjana strata satu
(S1) nya adalah sarjana kedokteran, kemudian dia
mengkhususkan diri untuk memfokuskan pada kejiwaan manusia. Jadi psikiater
adalah dokter (S1) yang meneruskan pendidikannya di bidang psikiatri (S2). Oleh
karena itu, seorang psikiater di depan namanya memperoleh gelar “dr. …”, dan
dan dibelakang namanya memperoleh gelar "...., Sp.,Kj".
Orang yang memperoleh penanganan
Psikiater disebut pasien.
Praktek Psikiater. Dalam hal
pemberian terapi obat-obatan (farmakoterapi) hanya boleh dilakukan oleh psikiater,
yang notabene berlatar belakang kedokteran yang lebih banyak berkecimpung pada
penanganan secara klinis. Oleh karena itu, psikiater mengobati pasiennya, yang
punya masalah kejiwaan, dengan memberikan obat karena beberapa penyakit jiwa
bisa jadi disebabkan oleh keadaan tubuh yang sedang tidak sehat, atau ada yang
bisa disembuhkan atau dikurangi dengan mengobati organ tubuh yang berhubungan
dengan gejala kejiwaan yang sedang diderita.
ü MAKA PERBANDINGAN ANTARA PSIKOLOGI DAN PSIKIATER?
1. Jika
lihat dari latar belakang pendidikan, psikolog adalah sarjana
psikologi yang telah mengikuti program akademik strata satu (sarjana psikologi)
dan program profesi sebagai psikolog. Sedangkan psikiater adalah
dokter spesialis yang telah menyelesaikan pendidikan sarjana strata satu
(sarjana kedokteran), pendidikan profesi sebagai dokter dan pendidikan
spesialisasi kedokteran jiwa.
2. Psikiater boleh
memberikan obat sedangkan psikolog tidak boleh memberikan obat.
Artinya, Terapi obat-obatan ini hanya boleh dilakukan oleh psikiater, yang
notabene berlatar belakang kedokteran yang lebih banyak berkecimpung pada
penanganan secara klinis. Sedangkan psikolog dapat menggunakan alat tes
(misalnya mengungkap bakat minat seseorang) serta lebih fokus pada aspek
sosialnya, seperti memberikan penanganan berupa terapi psikologi (psikoterapi).
Meskipun
terdapat perbedaan antara keduanya, namun dalam pelaksanaannya, baik psikolog
maupun Psikiater dapat saling bekerja sama. Psikolog dapat mereferensikan
kliennya untuk berkonsultasi pada psikiater atau ahli lainnya bila dirasa ada
hal yang perlu ditangani lebih lanjut, maupun sebaliknya. Hal ini tergantung
pada kasus atau permasalahan yang dihadapi klien dan tergantung pada aspek mana
yang perlu ditangani terlebih dahulu.
Permasalahan yang
umumnya ditangani oleh psikolog maupun psikiater adalah masalah-masalah seputar
penyimpangan perilaku misalnya kenakalan remaja, phobia sekolah, masalah
kecemasan, konflik keluarga, krisis percaya diri , hingga masalah gangguan
halusinasi, schizophrenia, dan lainnya.
Links :
§
Psikologi Medis, Apa Itu? [Kompas.
Com]
§
Mengapa
Takut ke Psikiater> Apa
Beda Psikolog dan Psikiater? [health.detik.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar